May 7, 2014

Kuliah ISBD - MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

A.    Hakikat Manusia sebagai Makhluk Budaya
Makhluk Tuhan di alam fana ini ada 4 macam dengan sifat-sifatnya:
1.      Alam dengan sifat wujudnya.
2.      Tumbuhan dengan sifat wujud dan hidupnya.
3.      Binatang dengan sifat wujud, hidup, dan dibekali nafsu.
4.      Manusia dengan sifat wujud, hidup, dibekali nafsu, disertai akal budi.
Akal Budi adalah yang membedakan manusia dengan makhluk-makhluk yang lain, dan dengan akal budi manusia mampu menciptakan, mengkreasi, memperlakukan, memperbarui, memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan sesuatu untuk kepentingan hidup.
Kepentingan hidup manusia adalah dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Secara umum, kebutuhan hidup manusia dibedakan menjadi 2. Pertama, kebutuhan yang bersifat kebendaan(sarana-prasarana) atau badani/ragawi atau jasmani/biologis. Kedua, kebutuhan yang bersifat rohani atau mental atau psikologis.
Abraham Moslow(ahli psikologi), berpendapat bahwa kebutuhan manusia dalam hidup dibagi menjadi 5 tingkatan:
1.      Kebutuhan fisiologis (physiological needs) yang merupakan kebutuhan primer.
2.      Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (safety and security needs) yang menyangkut perasaan.
3.      Kebutuhan sosial (social needs) yang menyangkut kebutuhan bermasyarakat.
4.      Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs)
5.      Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) yang menyangkut penggunaan potensi, bakat, kreativitas, ekpresi diri, dan sebagainya.
Dengan akal budi, manusia tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga mampu mempertahankan serta meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang tinggi disbanding makhluk yang lain.
Dengan akal budi, manusia mampu menciptakan kebudayaan. Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya.


B.     Apresiasi terhadap Kemanusian dan Kebudayaan
1.      Manusia dan Kemanusiaan
Kemanusian adalah hakikat atau sifat yang harus dimiliki oleh manusia.
Hakikat manusia Indonesia berdasarkan Pancasila atau dikenal dengan hakikat kodrat monopluralis. Hakikat tersebut terdiri dari:
a.       Monodualis susunan kodrat manusia yang terdiri dari aspek keragaan dan aspek kejiwaan.
b.      Monodualis sifat kodrat manusia yang terdiri dari segi individu dan segi sosial.
c.       Monodualis kedudukan kodrat yang meliputi segi keberadaan manusia sebagai makhluk yang berkepribadian merdeka.

2.      Manusia dan kebudayaan
Definisi kebudayaan menurut para ahli, beberapa contoh:
a.       Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut superorganik.
b.      Andreas Eppink menyatakan bahwa kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dll, ditambah lagi dengan segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi cirri khas suatu masyarakat.
c.       Edward B. Taylor mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
d.      Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipt masyarakat.
e.       Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta dari hasil budi pekertinya.
Kebudayaan mempunyai wujud-wujud yang diciptakan manusia untuk membantu mereka dalam melangsungkan hidupnya.
J.J.Hoeningman membagi wujud kebudayaan menjadi 3:
-          Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya yang bersifat abstrak.
-          Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
-          Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda, atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan 3 juga:
-          Suatu kompleks ide, gagasan, nilai, norma, dan sebagainya.
-          Suatu kompleks aktivitas atau tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
-          Suatu benda-benda hasil karya manusia.
Sedang unsur kebudayaan, dikenal ada 7 unsur kebudayaan yang bersifat universal(dapat dijumpai dimanapun dan kapanpun berada). 7 unsur tersebut adalah:
-          Sistem peralatan dan perlengkapan hidup(teknologi).
-          Sistem mata pencaharian hidup.
-          Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial.
-          Bahasa.
-          Kesenian.
-          Sistem pengetahuan.
-          Sistem religi.
Manusia dikatakan sebagai makhluk berbudaya karena manusia adalah pencipta kebudayaan yang dihasilkan dari interaksi manusia dengan segala isi alam raya ini.
C.     Etika dan Estetika Berbudaya
1.      Etika manusia dalam berbudaya
Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos. Secara etimologis, etika adalah ajaran tentang baik-buruk, yang diterima umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya.
Etika berkaitan dengan masalah nilai susila, atau tidak susila, baik, dan buruk.
Etika memiliki makna yang bervariasi. Bertens menyebutkan ada 3 jenis makna etika sebagai berikut,
a.       Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
b.      Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral(kode etik).
c.       Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk.
-          Norma etik atau norma moral menjadi acuan manusia dalam berprilaku.
-          Budaya/kebudayaan adalah hasil cipta manusia. Manusia yang beretika akan menghasilkan budaya yang memiliki nilai-nilai etik pula. Etika berbudaya mengandung nilai-nilai etik yang kuranglebih bersifat universal atau diterima sebagian orang. Budaya yang memiliki nilai-nilai etik adlah budaya yang mampu menjaga, mempertahankan, bahkan mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia itu sendiri. Sebaliknya, budaya yang tidak beretika adalah kebudayaan yang akan menghancurkan martabat manusia.
2.      Estetika manusia dalam berbudaya
Estetika adalah sesuatu yang berkaitan dengan nilai tentang keindahan. Keindahan dapat diberi makna secara luas, secara sempit, dan estetik murni.
a.       Secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan. Keindahan yang mencakup hampir seluruh yang ada.
b.      Secara sempit, keindahan yang terbatas lingkup persepsi penglihatan(bentuk dan warna).
c.       Secara estetik murni, keindahan menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan sesuatu yang dapat menimbulkan persepsi keindahan.
-          Estetika berbudaya menyiratkan perlunya manusia untuk menghargai keindahan budaya yang dihasilkan manusia lainnya.
** Nb:
-          Etika berkaitan dengan nilai tentang baik-buruk.
-          Estetika berkaitan dengan hal yang indah-jeleknya.

D.    Memanusiakan Manusia
-          Perilaku manusia untuk senantiasa menghargai, menghormati harkat dan derajat manusia lainnya.
-          Tidak menindas sesama, tidak menghardik, tidak bersifat kasar, tidak menyakiti, dan berperilaku buruk lainnya.
-          Perilaku memanusiawikan antarsesama, dengan memberi keuntungan bagi diri sendiri maupun orang lain.
E.     Problematika Kebudayaan
1.      Pewarisan kebudayaaan
Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan, dan pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan.
Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan melalui enkulturasi dan sosialisasi. Enkulturasi atau pembudayaan adalah proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu  dengan sistem norma, adat, dan peraturan hidup dalam kebudayaannya. Sosialisasi atau proses pemasyarakatan adalah individu menyesuaikan diri dengan individu lain dalam masyarakatnya.

2.      Perubahan kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebab akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur budaya yang saling berbeda.
-          Pembangunan dan modernisasi termasuk perubahan kebudayaan.
-          Perubahan akan memunculkan masalah apabila perubahan tersebut bersifat regress(kemunduran) bukan progress(kemajuan).
-          Perubahan berdampak buruk apabila dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.

3.      Penyebaran kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok yang lain atau masyarakat ke masyarakat yang lain.
-          Globalisasi budaya adalah penyebaran kebudayaan secara luas.
-          Sejarawan Arnold J.Toynbee merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut,
Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan individual.
Kedua, kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya. Makin tinggi dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima.
Ketiga, jika satu unsur budaya masuk maka akan menarik unsur budaya lainnya.
Keempat, aspek atau unsur budaya yang ditanah asalnya tidak berbahaya, bias berbahaya bagi masyarakat yang didatangi.

No comments:

Post a Comment