A.
Hakikat
Manusia sebagai Makhluk Budaya
Makhluk
Tuhan di alam fana ini ada 4 macam dengan sifat-sifatnya:
1.
Alam
dengan sifat wujudnya.
2.
Tumbuhan
dengan sifat wujud dan hidupnya.
3.
Binatang
dengan sifat wujud, hidup, dan dibekali nafsu.
4.
Manusia
dengan sifat wujud, hidup, dibekali nafsu, disertai akal budi.
Akal Budi adalah yang membedakan
manusia dengan makhluk-makhluk yang lain, dan dengan akal budi manusia mampu
menciptakan, mengkreasi, memperlakukan, memperbarui, memperbaiki,
mengembangkan, dan meningkatkan sesuatu untuk kepentingan hidup.
Kepentingan hidup manusia adalah
dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Secara umum, kebutuhan hidup
manusia dibedakan menjadi 2. Pertama, kebutuhan yang bersifat
kebendaan(sarana-prasarana) atau badani/ragawi atau jasmani/biologis. Kedua,
kebutuhan yang bersifat rohani atau mental atau psikologis.
Abraham Moslow(ahli psikologi),
berpendapat bahwa kebutuhan manusia dalam hidup dibagi menjadi 5 tingkatan:
1.
Kebutuhan
fisiologis (physiological needs) yang merupakan kebutuhan primer.
2.
Kebutuhan
akan rasa aman dan perlindungan (safety and security needs) yang
menyangkut perasaan.
3.
Kebutuhan
sosial (social needs) yang menyangkut kebutuhan bermasyarakat.
4.
Kebutuhan
akan penghargaan (esteem needs)
5.
Kebutuhan
akan aktualisasi diri (self actualization) yang menyangkut penggunaan
potensi, bakat, kreativitas, ekpresi diri, dan sebagainya.
Dengan akal budi, manusia tidak
hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga mampu mempertahankan serta
meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang tinggi disbanding makhluk yang
lain.
Dengan akal budi, manusia mampu
menciptakan kebudayaan. Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia
dalam interaksinya.
B.
Apresiasi
terhadap Kemanusian dan Kebudayaan
1.
Manusia
dan Kemanusiaan
Kemanusian
adalah hakikat atau sifat yang harus dimiliki oleh manusia.
Hakikat
manusia Indonesia berdasarkan Pancasila atau dikenal dengan hakikat kodrat monopluralis.
Hakikat tersebut terdiri dari:
a.
Monodualis
susunan kodrat manusia yang terdiri dari aspek keragaan dan aspek kejiwaan.
b.
Monodualis
sifat kodrat manusia yang terdiri dari segi individu dan segi sosial.
c.
Monodualis
kedudukan kodrat yang meliputi segi keberadaan manusia sebagai makhluk yang
berkepribadian merdeka.
2.
Manusia
dan kebudayaan
Definisi
kebudayaan menurut para ahli, beberapa contoh:
a.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut superorganik.
b.
Andreas
Eppink menyatakan bahwa kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai,
norma, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dll, ditambah lagi dengan segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi cirri khas suatu masyarakat.
c.
Edward
B. Taylor mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
d.
Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipt masyarakat.
e.
Koentjaraningrat
berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang
harus dibiasakan dengan belajar beserta dari hasil budi pekertinya.
Kebudayaan mempunyai wujud-wujud
yang diciptakan manusia untuk membantu mereka dalam melangsungkan hidupnya.
J.J.Hoeningman membagi wujud
kebudayaan menjadi 3:
-
Gagasan
(wujud ideal)
Wujud
ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai,
norma, peraturan, dan sebagainya yang bersifat abstrak.
-
Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat.
-
Artefak
(karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda, atau hal-hal yang
dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Koentjaraningrat membagi wujud
kebudayaan 3 juga:
-
Suatu
kompleks ide, gagasan, nilai, norma, dan sebagainya.
-
Suatu
kompleks aktivitas atau tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
-
Suatu
benda-benda hasil karya manusia.
Sedang unsur kebudayaan, dikenal ada
7 unsur kebudayaan yang bersifat universal(dapat dijumpai dimanapun dan
kapanpun berada). 7 unsur tersebut adalah:
-
Sistem
peralatan dan perlengkapan hidup(teknologi).
-
Sistem
mata pencaharian hidup.
-
Sistem
kemasyarakatan atau organisasi sosial.
-
Bahasa.
-
Kesenian.
-
Sistem
pengetahuan.
-
Sistem
religi.
Manusia dikatakan sebagai makhluk
berbudaya karena manusia adalah pencipta kebudayaan yang dihasilkan dari
interaksi manusia dengan segala isi alam raya ini.
C.
Etika
dan Estetika Berbudaya
1.
Etika
manusia dalam berbudaya
Etika
berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos. Secara etimologis, etika adalah
ajaran tentang baik-buruk, yang diterima umum tentang sikap, perbuatan,
kewajiban, dan sebagainya.
Etika
berkaitan dengan masalah nilai susila, atau tidak susila, baik, dan buruk.
Etika
memiliki makna yang bervariasi. Bertens menyebutkan ada 3 jenis makna etika
sebagai berikut,
a.
Etika
dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
b.
Etika
dalam arti kumpulan asas atau nilai moral(kode etik).
c.
Etika
dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk.
-
Norma
etik atau norma moral menjadi acuan manusia dalam berprilaku.
-
Budaya/kebudayaan
adalah hasil cipta manusia. Manusia yang beretika akan menghasilkan budaya yang
memiliki nilai-nilai etik pula. Etika berbudaya mengandung nilai-nilai etik
yang kuranglebih bersifat universal atau diterima sebagian orang. Budaya yang
memiliki nilai-nilai etik adlah budaya yang mampu menjaga, mempertahankan,
bahkan mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia itu sendiri. Sebaliknya,
budaya yang tidak beretika adalah kebudayaan yang akan menghancurkan martabat
manusia.
2.
Estetika
manusia dalam berbudaya
Estetika
adalah sesuatu yang berkaitan dengan nilai tentang keindahan. Keindahan dapat
diberi makna secara luas, secara sempit, dan estetik murni.
a.
Secara
luas, keindahan mengandung ide kebaikan. Keindahan yang mencakup hampir seluruh
yang ada.
b.
Secara
sempit, keindahan yang terbatas lingkup persepsi penglihatan(bentuk dan warna).
c.
Secara
estetik murni, keindahan menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam
hubungannya dengan sesuatu yang dapat menimbulkan persepsi keindahan.
-
Estetika
berbudaya menyiratkan perlunya manusia untuk menghargai keindahan budaya yang
dihasilkan manusia lainnya.
**
Nb:
-
Etika berkaitan dengan nilai tentang
baik-buruk.
-
Estetika berkaitan dengan hal yang
indah-jeleknya.
D.
Memanusiakan
Manusia
-
Perilaku
manusia untuk senantiasa menghargai, menghormati harkat dan derajat manusia
lainnya.
-
Tidak
menindas sesama, tidak menghardik, tidak bersifat kasar, tidak menyakiti, dan
berperilaku buruk lainnya.
-
Perilaku
memanusiawikan antarsesama, dengan memberi keuntungan bagi diri sendiri maupun
orang lain.
E.
Problematika
Kebudayaan
1.
Pewarisan
kebudayaaan
Pewarisan
kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan, dan pemakaian
kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan.
Pewarisan
kebudayaan dapat dilakukan melalui enkulturasi dan sosialisasi. Enkulturasi
atau pembudayaan adalah proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap
individu dengan sistem norma, adat, dan
peraturan hidup dalam kebudayaannya. Sosialisasi atau proses
pemasyarakatan adalah individu menyesuaikan diri dengan individu lain dalam
masyarakatnya.
2.
Perubahan
kebudayaan
Perubahan
kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebab akibat adanya ketidaksesuaian
diantara unsur-unsur budaya yang saling berbeda.
-
Pembangunan
dan modernisasi termasuk perubahan kebudayaan.
-
Perubahan
akan memunculkan masalah apabila perubahan tersebut bersifat regress(kemunduran)
bukan progress(kemajuan).
-
Perubahan
berdampak buruk apabila dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan
diluar kendali manusia.
3.
Penyebaran
kebudayaan
Penyebaran
kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan
dari suatu kelompok ke kelompok yang lain atau masyarakat ke masyarakat yang
lain.
-
Globalisasi
budaya adalah penyebaran kebudayaan secara luas.
-
Sejarawan
Arnold J.Toynbee merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai
berikut,
Pertama, aspek atau
unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan individual.
Kedua, kekuatan
menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya. Makin tinggi dan
dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima.
Ketiga, jika satu unsur
budaya masuk maka akan menarik unsur budaya lainnya.
Keempat,
aspek atau unsur budaya yang ditanah asalnya tidak berbahaya, bias
berbahaya bagi masyarakat yang didatangi.
No comments:
Post a Comment